LAPORAN HASIL REVIEW KAJIAN RISIKO BENCANA DESA GIRI SASAK  2018

  • Nov 16, 2021
  • Admin Desa Giri Sasak

 

 

 

PROGRAM ADAPTASI PERUBHAN IKLIM NUSA TENGGARA

DI KABUPATEN LOMBOK BARAT

LAPORAN HASIL REVIEW KAJIAN RISIKO BENCANA

DESA GIRI SASAK  2018

 

 
 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Kerjasama

Kementrian Lingkungan Hidup Repoblik Indonesia (KLHK RI)  Dengan World Neighbors (WN) Bersama Pemerintah Lombok Barat Dan

Pusat Studi Pembangunan NTB

© 2018

BAB I

PENDAHULUAN

  1. LATAR BELAKANG

Fenomena perubahan iklim semakin dirasakan dampaknya oleh masyarakat, terutama masyarakat yang petani, nelayan, peternak dan perkebunan, masing- masing sector pendapatan ini paling rentan mengalami kegagalan akibat bencana akibat perubahan iklim. Dalam database BNPB Indonesia mencatat dari 1 Januari s/d 31 Desmber 2017 ada kejadian bencana sebagai berikut:  jumlah jiwa yang meninggal 377 jiwa meninggal dan hilang akibat bencana, 3.49 Juta Jiwa terdampak dan mengungsi akibat bencana, 47.442 Rumah Rusak. 1. 272 Fasilitas pendidikan rusak, 113 fasilitas kesehatan rusak, 698 fasilitas ibadah rusak kejadian-kejadian bencana tersebut didominasi oleh bencana hidrologi yakni air. Kejadian kejadian bencana hampir mengancam desa- desa di seluruh Indonesia. Tidak terlepas juga di Kabupaten Lombok Barat  Propinsi Nusa Tenggara Barat. Kondisi fenomena perubahan iklim sangat dirasakan dampaknya di Lombok Barat seperti bencana banjir, kekeringan, wabah penyakit, penyakit pada tanaman dan lainnya.

Kabupaten Lombok Barat terdiri dari 122 Desa dengan 10 Kecamatan dimana sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Lombok Utara, Sebelah Selatan dengan Samudra Indonesia, Sebelah Timur Kabupaten Lombok Tengah dan Sebelah Barat dengan Selat Lombok. Jumlah penduduk di Kabupaten Lombok Barat ada 665.132 Jiwa (Laki-laki 325.513 dan Perempuan 339.919 Jiwa) jumlah KK pada tahun 2016 sebanyak 189.901 KK.

Dengan jumlah desa yang membentang dari selatan sampe utara dengan topografi dataran rendah sampai dataran tinggi dimana di wilayah utara pegunungan berada di kaki gunung rinjani, tengah dataran rendah dan pantai, sebelah selatan pegunungan dan dataran rendah, dengan kondisi tofograpi seperti ini kabupaten Lombok Barat menajadi salah satu desa yang rawan terhadap bencana. Melihat kondisi yang demikian maka World Neighbors bersama Pusat Studi Pembangunan Nusa Tenggra Barat melakukan pemataan risiko bencana di 25 desa dari 122 desa yang ada di kabupaten Lombok Barat dengan melakukan pemetaan risiko bencana.

  1. TUJUAN

Adapun tujuan untuk kegiatan ini adalah:

  1. Untuk mengetahui sejarah bencana di setiap desa
  2. Untuk mengatahui dampak bencana yang terjadi selama ini di masyarakat
  3. Untuk mengetahui tingkat risiko bencana di setiap desa melalui beberapa aspek yakni
  • Tingkat Ancaman pada setiap bencana
  • Tingkat Kerentanan setiap bencana
  • Tingkat Kapasitas masyarakat dan sumber daya alam dan manusia dalam menghadapi bencana.
  1. Adanya rencana aksi yang dibuat oleh masyarakat dalam rangka pengurangan risiko bencana
  2. Adanya peta yang di susun secara partisipatif tentang kebencanaan yang terjadi di tingkat desa.
  1. FASILITATOR/PENDAMPING

Kegiatan kajian risiko bencana di desa Giri Sasak di fasilitasi oleh World Neighbors dan Pusat Studi Pembanguna Nusa Tenggara Barat bersama Badan Penanggulnagan Bencana Daerah Kabupaten Lombok Barat pada januari 2018

  1. PROFIL DESA GIRI SASAK
  1. Gambaran umum Desa Giri Sasak

 

Tabel 1 Profil Desa Giri Sasak

NO

 

URAIAN

Keterangan

1

 

BATAS DESA

 

 

Timur

Kab. Lombok Tengah

Barat

Tempos, Banyu Urip

Utara

Kuripan Selatan

Selatan

Kab. Lombok Tengah

2

 

Kondisi Geografis &Jarak Desa Ke (KM)

 

 

 

Luas Wilayah (Ha/M²)

5,4

Kec (KM)

5

Kab (KM)

-

Prop (KM)

-

Jumlah Hari Hujan

11

3

 

Perangkat Desa

 

 

 

Kades

1

Sekdes

1

Kaur

8

Kadus

5

RT

14

4

 

Data Penduduk

 

 

 

L

1.821

P

1.893

Jml

3.714

KK

1.059

65 +

122

5

 

Fasilitas Umum/infarstruktur (Bh,Unit,KM)

 

 

 

Masjid & Musollah

12

Gereja

0

Pura

1

Vihara

0

Kantor Polisi/TNI

0

Embung/Cek Dam

0

Komunikasi

GSM

Penerangan

PLN

Jalan Kab

5,69

Jalan Prop

-

Jalan Desa/Dus

4,61

6

 

Fasilitas Penididkan

 

 

 

SD

3

SMP

-

SMA

-

PT

-

78

 

Sarana Pendukung Ekonomi

 

 

 

Pasar Umum MG/HR

1

Kios/ Mart

39

Kend Umum

-

8

 

Kondisi Perekonomian Masyarakat

 

 

 

Mtr Probadi

214

Mbil Pribadi/ Roda 4

1

Rmh Permanen

-

Rmh Non Permanen

-

Pengguna PLN

-

Pengguna Non PLN

-

Solar Sel

-

Genset

-

Lainnya

-

9

 

Potensi Kelopok

 

 

 

Petani

-

Nelayan

-

UBSP

-

Koperasi

-

PRB/ Lainnya

-

10

 

Kesehatan

 

 

 

Posyandu

5

Polindes

1

Puskesmas

-

RSUD

-

Kader Kesehatan

-

11

 

Pengguna Alat KB

 

 

 

Kondom

 

IUD

48

Suntik

228

Inplant

110

12

 

Komoditi Pertanian (Ha)

 

 

 

Padi Sawah

 

Padi Ladang

 

Jagung

40

Ubi Kayu

 

Ubi Jalar

 

Kacang-Kacangan

8

13

 

Komoditi Pertanian (Ton)

 

 

 

Padi Sawah

2368

Padi Ladang

 

Jagung

192

Ubi Kayu

 

Ubi Jalar

 

Kacang-Kacangan

10,4

Peternakan (ekor)

 

Sapi

213

kuda

18

Kerbau

155

Kambing

315

Babi

 

Ayam

9750

Lusa Tanah menurut Penggunaannya (Ha)

 

Tanah Sawah

211,45

Tanah Kering

281,55

Pekarangan

15

Lainnya

32

 

 

BAB II

HASIL KAJIAN

 

  1. Metodologi dan Proses

Kajian di Desa Giri Sasak menggunakan beberapa teknik dan metode, antara lain Bagan Alur Sejarah Bencana, Bagan Peringkat Bencana, Pemetaan Lokasi Bencana, Penelusuran Wilayah Lokasi Bencana dan Analisis Risiko Bencana. Bagan alur sejarah digunakan untuk mengidentifikasi jenis-jenis bencana yang pernah terjadi di Desa Giri Sasak selama kurun waktu 10 tahun. Sedangkan untuk mengetahui tingkat urgensi dari bencana-bencana yang pernah terjadi yang akan dikaji dibuat bagan peringkat dengan menggunakan parameter frekuensi kejadian, jumlah korban, kecenderungan akan terjadi lagi, luasan dampak, dan nilai kerugian.

Pemetaan wilayah bencana dilakukan untuk memetakan lokasi-lokasi kejadian bencana yang pernah terjadi. Hasil pemetaan ditindaklanjuti dengan penelusuran wilayah (transek) untuk menggali informasi lebih mendalam tentang bencana yang pernah terjadi di lokasi tersebut.

Berdasarkan jenis-jenis bencana yang teridentifikasi, dengan mempertimbangkan waktu yang ada dan jumlah peserta yang terlibat dalam kajian, diambil 3 jenis bencana untuk diperdalam melalui Analisis Risiko Bencana. Analisis risiko bencana menggunakan 3 faktor, yaitu Ancaman, Kerentanan, dan Kapasitas. Masing-masing faktor dijabarkan ke beberapa aspek. Setiap aspek dianalisis dengan menggunakan beberapa parameter yang dikembangkan bersama masyarakat. Penilaian terhadap parameter-parameter yang disepakati menggunakan sistem skoring dari 1 sampai 3, dimana 1 bermakna kategori rendah, 2 untuk kategori sedang dan 3 untuk kategori tinggi. Hasil penilaian dari setiap parameter kemudian dicari nilai rata-rata secara bertingkat mulai dari rata-rata pada tingkatan aspek dan akhirnya rata-rata pada tingkat faktor.

Untuk masing-masing jenis bencana, berdasarkan nilai rata-rata yang diperoleh pada masing-masing faktor, dihitung Tingkat Risiko Bencana dengan rumus sebagai berikut :

                                                                 Ancaman X Kerentanan

Tingkat Risiko Bencana =    ---------------------------------

                                                                             Kapasitas

 

Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, Tingkat Risiko Bencana dibagi menjadi 3 kategori sebagai berikut :Skor                  Tingkat Risiko Bencana

1 s/d < 3    

1 s/d < 3                Rendah

3 s/d < 6                Sedang

6 s/d 9                               Tinggi

Berdasarkan hasil analisis risiko masing-masing jenis bencana, kemudian dikembangkan gagasan-gagasan yang bisa dibuat di tingkat masyarakat. Gagasan-gagasan tersebut kemudian dikembangkan menjadi rencana aksi di tingkat masyarakat.

Tingkat Risiko Bencana

Berdasarkan hasil analisis risiko bencana terhadap 3 jenis bencana tersebut, tingkat risiko bencana tersebut diurutkan sebagai berikut:

Tabel 2. Rekap hasil kajian

No

Jenis Bencana

Ancaman

Kerentanan

Kapasitas

Risiko Bencana

Kesimpulan

1

Kekeringan